Nabi Yusuf adalah putra Ya’kub bin Ishak bin Ibrahim. Allah Swt mengelompokkannya ke dalam para rasul yang mulia yang mereka itu wajib diimani. Dan Allah Swt telah memujinya dengan firmannya:
“Demikianlah, agar kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. SesungguhnyaYusuf itu termasuk hamba-hamba kami yang terpilih.” (Lihat Surat Yusuf ayat 24).
Mimpi Nabi Yusuf
Ketika masih kecil, Nabi Yusuf pernah melihat 11 bintang, bulan, dan matahari semuanya sujud kepadanya. Setelah bangun tidur Nabi Yusuf menceritakan mimpi tersebut kepada Nabi Ya’kub, maka ayahnya tahu sesuatu yang besar bakal terjadi pada diri anaknya, yakni semua saudaranya, ayah dan ibunya akan tunduk kepada Nabi Yusuf.
Setelah itu Nabi Ya’kub minta agar Nabi Yusuf tidak menceritakan mimpinya tersebut kepada saudara-saudaranya, karena dapat membahayakan bagi dirinya. Sebagaimana yang diceritakan Allah dalam firmannya:
(Ingatlah), ketika yusuf berkata kepada ayahnya, “Wahai ayahku, sesungguhnya aku melihat sebelas bintang, matahari dan bulan, kulihat semuanya sujud kepadaku. “
Ayahnya berkata:
“Wahai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saura-saudaramu, maka mereka membuat maker (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (Lihat Surat Yusuf ayat 4-5).
Nabi Yusuf Dibuang ke Dalam Sumur
Dari dua belas anak yang dimiliki Nabi Ya’kub, ada dua anak yang dicintai dan disayangi oleh Ya’kub, yaitu Nabi Yusuf dan Benyamin. Karena adanya rasa sayang yang berbeda tersebut, menimbulkan rasa iri hati kepada anak-anakna yang lain. Karena adanya rasa iri tersebut maka saudara-saudaranya berniat jahat untuk menyingkirkan Nabi Yusuf dari tengah-tengah keluarga mereka.
Akhirnya niat jahat tersebut mulai mereka laksanakan dengan membujuk Nabi Ya’kub agar mau melepaskan Nabi Yusuf untuk diajak pergi bersama saudara-saudaranya. Di tengah perjalanan, Nabi Yusuf dihina, dicaci maki, dan dipukul oleh saudara-saudaranya, dan mereka semua sepakat untuk menceburkan Nabi Yusuf ke dalam sumur.
“Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini, sedang mereka tidak ingat lagi.” (Lihat Surat Yusuf ayat 15).
Setelah saudara-saudaranya pulang, Nabi Yusuf diselamatkan oleh saudagar kaya dari Mesir yang tengah mengambil air, lalu Nabi Yusuf dibawa ke Mesir dan dibeli oleh seorang pembesar di Mesir yang bernama Qithfir.
Cobaan Nabi Yusuf dengan Zulaikha
Ketika Nabi Yusuf menginjak usia remaja dalam asuhan pembesar Mesir, maka tampaklah ketampanan pada diri Nabi Yusuf, yang membuat semua wanita tergoda melihatnya termasuk Zulaikha istri pembesar tersebut. Setelah Zulaikha tergoda oleh ketampanan Nabi Yusuf, maka Zulaikha mulai menggoda Nabi Yusuf untuk melayani nafsu birahinya.
Nabi Yusuf yang mempunyai jiwa suci, halus perangainya, serta lurus tindak-tanduknya menolak ajakan Zulaikha tersebut, sebagaimana yang diceritakan Allah Swt dalam Al-quran:
“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu sambil berkata: “Marilah ke sini." Nabi Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. “Sesungguhnya orang-orang yang dzalim tidak akan beruntung.” (Lihat Surat Yusuf ayat 23).
Kisah Nabi Yusuf - Tersiarnya Kabar ke Penjuru Kota
Setelah berita tersebut tersebar ke seluruh kota dan juga didengar oleh istri para pembesar, mereka mempergunjingkan perbuatan yang dilakukan oleh Zulaikha kepada Nabi Yusuf. Suara-suara sumbang itu akhirnya didengar oleh Zulaikha, maka dia mengundang istri para pembesar itu, lalu dia membuat tipu daya sehingga mereka terperangkap dalam rasa cinta.
Setelah semua undangan itu terkumpul, maka Zulaikha menghidangkan kepada para tamunya buah-buahan disertai dengan pisau tajam, lalu Zulaikha menyuruh Nabi Yusuf supaya berjalan mengelilingi para undangan. Setelah para undangan melihat ketampanan Nabi Yusuf, mereka kagum dan tercengang sampai tidak terasa mengiris jari-jarinya sampai darahnya mengalir pada bajunya masing-masing.
Melihat ketampanan Nabi Yusuf, mereka semua sangat kagum akan ketampanan Nabi Yusuf lalu berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidaklah lain hanyalah malaikat yang mulia”. (Lihat Surat Yusuf ayat 31)
Setelah suasana itu digemparkan oleh ketampanan Nabi Yusuf, maka para pembesar istana itu memutuskan untuk memenjarakan Nabi Yusuf, sebagaimana yang diceritakan Allah Swt dalam Al-quran:
“Itulah dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia termasuk golongan orang-orang yang hina.” (Lihat surat Yusuf ayat 32).
Pembebasan Nabi Yusuf dari Penjara
Setelah Nabi Yusuf tinggal beberapa tahun di dalam penjara, tiba-tiba sang raja mimpi aneh dan ajaib. Dalam mimpinya sang raja melihat ada tujuh ekor sapi betina yang gemuk dan bagus keluar dari sungai, lalu makan rumput. Raja itu juga melihat tujuh ekor sapi betina yang jelek dan kurus memakan sapi yang gemuk-gemuk tadi. Sang raja juga melihat tujuh tangkai gandum yang hijau dan bagus dan dimakan oleh tujuh tangkai gandum yang kering.
Setelah terbangun dari tidurnya, lalu sang raja menyuruh kepada pengawalnya untuk mencari tukang ramal yang bisa mentakwilkan mimpi tersebut. Setelah mencari ke sana ke mari tidak dapat, lalu sang pelayan menceritakan bahwa Nabi Yusuf bisa mentakwilkan mimpi sang raja tersebut.
Dan akhirnya sang raja menyuruh pelayan tadi memanggil Nabi Yusuf. Setelah Nabi Yusuf menghadap sang raja, Nabi Yusuf mentakwilkan dan berkata kepada raja: “Bahwasannya negeri ini akan berada dalam masa subur dan makmur selama tujuh tahun, yang kemudian diikuti dengan tujuh tahun masa yang sangat sulit, semua simpanan akan habis dan musim paceklik akan datang mencekam. Oleh karena itu, negeri ini harus menghemat dikala masa subur dan makmur sebagai persiapan di musim paceklik."
Setelah mengungkapkan mimpi tersebut, lalu Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara dan diangkat menjadi menteri dan menjadi penguasa Mesir. Pada bagian akhir cerita, Nabi Yusuf dikayakan, dan ketika Nabi Yusuf berkuasa di Mesir semua saudara yang dulu pernah membuangnya ke dalam sumur dan kedua orangtuanya datang ke Mesir untuk menemui Nabi Yusuf.
Sebagaimana yang diceritakan Allah dalam Alquran: “Maka takala mereka masuk (ke tempat) Nabi Yusuf , Nabi Yusuf merangkul ibu dan bapaknya di atas singgasana dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya bersujud kepada Nabi Yusuf. Dan berkata Nabi Yusuf:
“Wahai Ayahku, inilah tabir mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Tuhanku telah menjadikan suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Lihat surat Yusuf ayat 99-100).
Kisah Nabi Yusuf - Wafatnya Nabi Yusuf
Para sejarawan mengatakan bahwa Nabi Yusuf meninggal pada usia 110 tahun di Mesir ketika masih berkuasa, lalu dimakamkan di sana. ketika masih hidup, Nabi Yusuf pernah berpesan kepada saudara-saudaranya kalau mereka ke luar dari Mesir agar beliau dibawa dan kemudian dimakamkan bersama-sama dengan ayahnya. Kemudian, jasadnya dipindahkan ke Syiria pada masa Nabi Musa dimakamkan di Nablus.
0 komentar:
Posting Komentar