Oleh : Umar Juoro
Bagi umat Islam firman Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an merupakan dasar ilmu pengetahuan dan sains. Karena itu hukum alam adalah hukum Tuhan. Pada saat terjadi perbedaan antara sains dan firman Allah, maka firman Tuhanlah yang benar, dengan kemungkinan sains masih akan mengalami perbaikan lagi dengan teori dan bukti-bukti baru. Pendekatannya bisa saja secara dedukatif dengan menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an terhadap fenomena Alam, atau secara induktif dengan melakukan penelitian empiris mengembangkan teori untuk kemudian melihat kesesuaiannya denga ayat-ayat Al-Qur’an. Bagi umat Islam tidak ada kebenaran yang melebihi kebenaran ayat-ayat Al-Qu’an.
Penciptaan alam semesta merupakan bidang kajian, di mana sains semestinya sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Sangan menakjubkan perkembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan penciptaan alam semesta yang baru dikembangkan dan dibuktikan belakangan ini ternyata sudah tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang turun sekitar 14 abad yang lalu. Teori yang diterima luas dan kuat buktinya berkaitan dengan awal penciptaan alam semesta dikenal sebagai big bang yaitu alam semesta tercipta dari ledakan besar sekitar 13,7 miliar tahun yang laluberawal dari suatu titik yang tidak tampak dengan kemampatan tinggi yang ledakannya kemudian menciptakan gas, partikel, atom, dan kemudian bintang-bintang, galaksi, dan tata surya di mana bumi yang kita tinggali ini berada.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 30 (21:30) “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya”. Ayat yang turun 14 abad yang lalu ini ternyata sesuai dengan teori big bang yang dikembangkan pada tahun 1920-an dan baru dibuktikan secara empiris pada tahun 1960-an.
Islam adalah agama yang sangat mengedepankan peranan akal, karena itu perkembangan ilmu pengetahuan yang bertumpu pada rasionalitas dan bukti-bukti empirikal semestinya sejalan dengan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 190 dinyatakan “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”.
Banyak orang mempertanyakan mukjizat apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW bagi umatnya. Jika Nabi Musa bisa mengubah tongkat menjadi ular, Nabi Isa menghidupkan kembali orang mati, mukjizat apa yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW. Jawabannya adalah Al-Qur’an yang selalu relevan sepanjang zaman. Al-Qur’an yang ayat-ayatnya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat terutama pada abad kedua satu merupakan mukjizat yang luar biasa. Kitab yang turun 14 abad lalu ini ternyata relevan dengan perkembangan zaman, apalagi dengan ilmu pengetahuan yang berkembang demikian canggih.
Buku ini berupaya untuk menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan dalam menjelaskan penciptaan alam semesta dan bagaiman ilmu pengetahuan sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagai konsekuensinya kita juga dapat memberikan prediksi berkaitan dengan perkembangan alam semesta bagaimana akan berakhir berdasarkan pendekatan dedukatif ayat-ayat Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa alam semesta akan berakhir pada hari kiamat berupa kehancuran beserta segala isinya. Sedangkan ilmu pengetahuann belum mencapai kesepakatan pada suatu teori mengenai nasib alam semesta ini, apalagi bukti-buktinya tidak akan didapat karena mencakup masa datang. Begitu pula teori ilmu pengetahuan tidaklah memadai untuk menjelaskan apa yang terjadi setelah alam semesta hancur pada hari kiamat. Sedangkan Al-Qur’an menjelaskan bahwa setelah hari kiamat umat manusia akan dibangkitkan kembali dan hidup di alam baka yang kekal.
Menarikanya perkembangan ilmu kosmologi yang mempelajari benda-benda ruang angkasa dan perkembangan alam semesta, belakangan ini dengan memanfaatkan teori quantum dan juga teori terbaru yang disebut sebagai teori string, yang memandang partikel bukan sebagai titik tetapi sebagai suatu dawai yang bergetar, mengajukan teori yang dikenal sebagai multiverse atau alam semesta yang banyak. Dalam Al-Qur’an surat An-Naba ayat 12 (78:12) dijelaskan bahwa”Kami membangun di atas kamu tujuh(langit) yang kukuh”. Jadi alam semesta tempat tata surya kita berada terletak di langit pertama yang akan hancur pada hari kiamat. Namun masih ada enam langit (alam semesta) lagi yang tersisa. Di sanalah kita akan hidup setelah hari kiamat dengan abadi. Wa Allahu A’lam, Allah Maha Mengetahui.
Buku ini terdiri dari 7 bab. Bab pertama adalah pendahuluan. Bab 2 adalah penjelasan mengenai perkembangan teori dan bukti penciptaan alam semesta sebagaimana dikemukakan oleh teori big bang. Bab 3 membahas mengenai penciptaan tata surya, yang di dalamnya terdapat matahari, bumi dan planet-planet. Bab 4 membahas upaya ilmuawan untuk memahami unsur-unsur yang membentuk alam semesta, lebih dalam lagi apa yang menyusu materi. Bab 5 membahas mengenai “lubang hitam” (black hole) dan “lubang cacing” (worn hole” yang merupakan fenomena menarik di alam semesta. Bab 6 membahas betapa istimewanya letak bumi relatif terhadap matahari yang memungkinkan kehidupan dapat berkembang.
Sumber : http://indovasi.or.id/content/kebenaran-al-qur%E2%80%99-dalam-sains
0 komentar:
Posting Komentar