Serangkaian kegiatan digelar warga SMP Negeri 20 Kota Malang dalam rangka merayakan hari jadi ke 19 tepat pada tanggal 28 Oktober lalu, dalam dua hari penuh di akhir pekan kemarin. Mereka mengawali kegiatan dengan jalan sehat mengambil start/finish di halaman sekolah Jalan RT Suryo 38, Kota Malang dan bhakti sosial peduli lingkungan sekaligus mengkampanyekan kepada masyarakat di kompek Pasar Bunul, Kota Malang, hari Jumat (31/10) lalu.
Tak ketinggalan, sekolah yang sedang menuju pencapaian Sekolah Adiwiyata ini juga menggelar Pentas Kreativitas Seni Siswa di halaman sekolah, pada hari Sabtu (1/11) lalu, yang melibatkan seluruh warga sekolah. Para siswa menampilkan aneka macam seni, diantaranya seni musik, menari tarian tradisional, modern dance hingga tampilkan kreatifitas olah bahan daur ulang dalam karya peragaan busana.
Kegiatan jalan sehat dimulai pukul 07.00 WIB dengan mengambil rute wilayah perumahan di sekitar sekolah. Start peserta ditandai dengan pelepasan balon udara oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 20, Tutut Sri Wahyuni. Sedangkan, di waktu yang sama, rombongan anak-anak yang ikut dalam bhakti sosial dan kampanye peduli lingkungan berjalan dari sekolah menuju Pasar Bunul. Sebanyak 60 siswa memungut sampah dan memilahnya sesuai dengan program 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) di pasar.
‘’Sebanyak 60 siswa-siswi yang berasal dari kelas 7, 8 dan 9 yang ikut dalam kegiatan ini. Kami berangkat bersama-sama dari sekolah. Ini cara kami untuk ikut peduli terhadap lingkungan sekitar. Kami berharap anak-anak untuk memelihara lingkungan dari tingkat terkecil yakni di sekolah, kemudian tempat tinggal dan masyarakat. Kami awali dengan membentuk perilaku dan karakter peduli lingkungan,” aku Tutut kepada Malang Post, kemarin.
Ia menyebut, kegiatan ini dalam rangkaian peringatan hari jadi ke 19 SMP Negeri 20. Tahun ini, warga sekolah menandainya dengan tidak hanya menggelar kegiatan yang sifatnya hura-hura atau senang-senang, melainkan juga membuktikan diri peduli terhadap lingkungan sekitar. Antara lain, turun memilah sampah di Pasar Bunul, sekaligus mengkampanyekan kepedulian lingkungan kepada masyarakat yang berkunjung ke pasar.
‘’Sekolah sendiri juga sedang persiapan Adiwiyata dengan mengajarkan 3R dalam pengolahan sampah kepada warga sekolah. Dari kegiatan ini, kami tidak hanya menerapkannya di lingkungan sekolah, tetapi harapan juga ke masyarakat dan di rumah,” tambah Tutut.
Wanita yang ramah ini menjelaskan, selain bhakti sosial juga digelar kegiatan jalan sehat dan pentas seni. Serangkaian kegiatan ini sekaligus untuk memeriahkan dan memperingati datangnya tahun baru Islam, 1 Muharram dan Hari Sumpah Pemuda tahun 2014. Pihak sekolah berusaha memberikan dan menjembatani kreatifitas anak-anak dalam merayakannya.
‘’Khusus untuk bhakti sosial ini baru kali pertama. Hanya saja, selama ini, kegiatan yang arahnya ke kepedulian terhadap lingkungan ini berusaha terus kami lakukan di lingkungan sekolah,” pungkasnya. (poy/oci)
Sumber : http://malang-post.com/pendidikan/94387-rayakan-hut-smpn-20-kampanye-peduli-lingkungan
Featured Posts
Minggu, 22 Februari 2015
Kisah Nabi Shaleh dan Kaumnya ( Kaum Tsamud)
Berlalulah hari demi hari. Lahirlah sebagian pria dan matilah sebagian yang lain. Setelah kaum 'Ad, datanglah kaum Tsamud. Lagi-lagi azab berulang kepada kaum Tsamud dalam bentuk yang lain. Kaum Tsamud juga menyembah berhala kemudian Allah SWT mengutus Nabi Saleh kepada mereka. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada Tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 61)
Kalimat yang sama yang disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka tidak memiliki nilai yang berarti. Beliau melarang mereka untuk menyembahnya dan memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat. Nabi Saleh terkenal dengan kejujuran dan kebaikan. Kaumnya sangat menghormatinya sebelum Allah SWT mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata:
"Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. " (QS. Hud: 62)
Renungkanlah bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu, kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu. Apakah engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua kami menyembahnya."
Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan mereka heran terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT. Mengapa? Karena mereka tidak memiliki alasan dan pemikiran yang benar. Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka menyembah tuhan-tuhan ini. Demikianlah taklid yang menyebabkan manusia ter-jerumus dalam kesesatan. Dan Nabi datang untuk menghilangkan taklid buta ini. Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang mapan. Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk kebebasan lainnya.
Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-orang yang akalnya terpasung oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya. Mereka justru meragukan dakwahnya. Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia memang utusan Allah SWT. Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka. Kaum Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung. Mereka menggunakan batu-batu besar untuk membangun. Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal. Mereka datang setelah kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:
"Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Yang dimaksud ayat dalam surah tersebut adalah mukjizat. Diriwayatkan bahwa unta itu merupakan mukjizat karena batu gunung pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan keluar di belakangnya anaknya yang kecil. la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran. Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT. Allah SWT menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang kaumnya untuk mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan mereka untuk membiarkannya, makan di bumi Allah SWT dan tidak menyakitinya. Beliau mengingatkan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.
Azab Qoum 'Ad
Kisah kaum pemuja patung yang kemudian mati akibat diterjang badai topan, terjadi pada kaum Aad pada zaman Nabi Hud as.
Peristiwa itu telah dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Al-Haqqah ayat 6-7.
Peristiwa itu telah dijelaskan dalam Al Qur'an Surat Al-Haqqah ayat 6-7.
Allah SWT berfirman,
وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ
Artinya:
Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang.
Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Adapun kaum 'Aad Maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi Amat kencang.
Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; Maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk).
Tempat Tinggal Kaum Aad.
Kaum Aad tinggal di daerah pegunungan Al-Ahqaf, daerah di antara Yaman dan Yordania sampai Hadramuat dan Asy Syajar. Nenek moyangnya merupakan pengikut Nabi Nuh as yang selamat dari bajir besar. Mereka rata-rata berperawakan tinggi besar dan kekar.
Selain itu, umur mereka juga panjang.
Kaum Aad tinggal di daerah pegunungan Al-Ahqaf, daerah di antara Yaman dan Yordania sampai Hadramuat dan Asy Syajar. Nenek moyangnya merupakan pengikut Nabi Nuh as yang selamat dari bajir besar. Mereka rata-rata berperawakan tinggi besar dan kekar.
Selain itu, umur mereka juga panjang.
Kaum Aad diketahui memiliki peradaban yang maju. Mereka mahir memahat, membuat rumah dan gedung yang megah.
Mereka juga pandai bercocok tanam, jadi tak heran jika pertanian dan perkebunan yang mereka kelola selalu menghasilkan panen yang banyak.
Mereka juga pandai bercocok tanam, jadi tak heran jika pertanian dan perkebunan yang mereka kelola selalu menghasilkan panen yang banyak.
Kaum yang Sombong.
Namun, kemakmuran dan kesejahteraan itu rupanya menjauhkan mereka dari Allah SWT. Mereka sombong dan membuat patung untuk disembah sendiri. Berhala-berhala yang mereka buat dinamakan dengan Shada, Shamud dan Alhaba.
Namun, kemakmuran dan kesejahteraan itu rupanya menjauhkan mereka dari Allah SWT. Mereka sombong dan membuat patung untuk disembah sendiri. Berhala-berhala yang mereka buat dinamakan dengan Shada, Shamud dan Alhaba.
Kaum Aad percaya bahwa segala kekayaan, kemakmuran dan kejayaan mereka merupakan pemberian berhala-berhala itu. Oleh karena itu, Allah SWT mengutus Nabi Hud as untuk menyadarkan kaum Aad.
Tugas pokok Nabi Hud as adalah mengajak kembali kaum Aad untuk menyembah Allah SWT.
Tugas pokok Nabi Hud as adalah mengajak kembali kaum Aad untuk menyembah Allah SWT.
Namun ternyata ajakan Nabi Hud as tidak direspon oleh kaum Aad. Bahkan Nabi Hud dihina dan dianggapnya gila.
"Wahai Hud, janganlah engkau mengusik ketenangan kami. Kami tidak butuh Tuhammu," caci seorang tokoh dari kaum Aad.
"Sesungguhnya aku mengajak kalian ke jalan yang benar, tinggalkanlah patung-patung itu, sebab ia tidak bisa melakukan apa-apa," ujar Nabi Hud as.
"Semua kejayaan negeri ini datang dari berhala-berhala itu, kami tidak percaya lagi ajakanmu," jawab tokoh tersebut.
"Wahai Hud, janganlah engkau mengusik ketenangan kami. Kami tidak butuh Tuhammu," caci seorang tokoh dari kaum Aad.
"Sesungguhnya aku mengajak kalian ke jalan yang benar, tinggalkanlah patung-patung itu, sebab ia tidak bisa melakukan apa-apa," ujar Nabi Hud as.
"Semua kejayaan negeri ini datang dari berhala-berhala itu, kami tidak percaya lagi ajakanmu," jawab tokoh tersebut.
Pertentangan kaum Aad terhadap dakwah Nabi Hud as akhirnya memuncak.
Kaum Aad menantang datangnya azab kepada mereka.
"Buktikan ucapanmu, berikan azab kepada kami jika engkau benar-benar utusan Allah," ujar tokoh kaum Aad.
Kaum Aad menantang datangnya azab kepada mereka.
"Buktikan ucapanmu, berikan azab kepada kami jika engkau benar-benar utusan Allah," ujar tokoh kaum Aad.
Nabi Hud kemudian berdoa, memohon kepada AllahSWT agar menurunkan azab-Nya.
Akhirnya azab Allah datang berupa musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga tahun. Azab itu membuat tanaman-tanaman mati akrena tidak ada air dan hewan ternak juga mati kehausan.
Akhirnya azab Allah datang berupa musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga tahun. Azab itu membuat tanaman-tanaman mati akrena tidak ada air dan hewan ternak juga mati kehausan.
Mendapat azab itu, ternyata kaum Aad tidak juga bertaubat.
Mereka malah semakin gencar berdoa kepada berhala buatan mereka sendiri untuk segera diturunkan hujan. Mereka menganggap bahwa kemarau itu datangnya karena kemurkaan berhala-berhala itu.
Mereka malah semakin gencar berdoa kepada berhala buatan mereka sendiri untuk segera diturunkan hujan. Mereka menganggap bahwa kemarau itu datangnya karena kemurkaan berhala-berhala itu.
"Kemarau ini datangnya dari Allah SWT, bukan dari patung yang buta dan tuli itu," ujar Nabi Hud as.
Azab Allah SWT Datang.
Namun pernyataan dan ajakan Nabi Hud as makin membuat marah kaum Aad. Terlebih mereka mengancam akan membunuh Nabi Hud as jika tidak emnghentikan dakwahnya.
"Jika engkau tidak menghentikan kelakuanmu, kami akan membunuhmu," gertak seorang kaum Aad yang lain.
Namun pernyataan dan ajakan Nabi Hud as makin membuat marah kaum Aad. Terlebih mereka mengancam akan membunuh Nabi Hud as jika tidak emnghentikan dakwahnya.
"Jika engkau tidak menghentikan kelakuanmu, kami akan membunuhmu," gertak seorang kaum Aad yang lain.
Mendapati kekerasan hati kaum Aad, Nabi Hud as meminta petunjuk kepada Allah SWT. Allah SWT lantas memerintahkan Nabi Hud as dan beberapa pengikutnya untuk meninggalkan daerah Al-Ahqaf karena azab-Nya yang sangat pedih akan segera turun.
Perintah Allah tersebut dipatuhi oleh Nabi Hud as dan pengikutnya. Setelah itu, mendadak saja muncul awan hitam yang menyelimuti langit Al-Ahqaf. Keadaan itu malah membuat sukacita. Mereka mengira bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu telah mengabuilkan doa mereka. Mereka mengira bahwa dengan kepergian Nabi Hud as semakin membuat negerinya berjaya.
Kaum Aad pun kemudian pergi ke luar rumah untuk menyambut kedatangan hujan yang mereka nantikan. Mereka menari-nari dan memuja berhala sebagai simbol kegembiraannya.
Namun yang terjadi malah membuat kaget mereka.
Bukannya huja yang turun, namun angin topan yang teramat dingin. Angin topan itu terus berhembus dan menerjang segala sesuatu yang ada di kota tersebut selama 7 hari 8 malam.
Angin topan itu telah memporak-porandakan perkampungan Aad hingga kaum Aad pun hancur dan binasa.
Tak ada seorang pun yang selamat diantara mereka.
Bukannya huja yang turun, namun angin topan yang teramat dingin. Angin topan itu terus berhembus dan menerjang segala sesuatu yang ada di kota tersebut selama 7 hari 8 malam.
Angin topan itu telah memporak-porandakan perkampungan Aad hingga kaum Aad pun hancur dan binasa.
Tak ada seorang pun yang selamat diantara mereka.
Itulah kisah azab yang diterima kaum Aad pada masa Nabi Hud as.
Kaum Aad meminta agar diberi azab, berkat doa Nabiyullah Hud as, akhirnya Allah SWT mengabulkan doanya hingga binasalah kaum penyembah berhala itu.
Kaum Aad meminta agar diberi azab, berkat doa Nabiyullah Hud as, akhirnya Allah SWT mengabulkan doanya hingga binasalah kaum penyembah berhala itu.
Bukti Kebenaran Al Qur;an
Oleh : Umar Juoro
Bagi umat Islam firman Allah yang tercantum dalam Al-Qur’an merupakan dasar ilmu pengetahuan dan sains. Karena itu hukum alam adalah hukum Tuhan. Pada saat terjadi perbedaan antara sains dan firman Allah, maka firman Tuhanlah yang benar, dengan kemungkinan sains masih akan mengalami perbaikan lagi dengan teori dan bukti-bukti baru. Pendekatannya bisa saja secara dedukatif dengan menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur’an terhadap fenomena Alam, atau secara induktif dengan melakukan penelitian empiris mengembangkan teori untuk kemudian melihat kesesuaiannya denga ayat-ayat Al-Qur’an. Bagi umat Islam tidak ada kebenaran yang melebihi kebenaran ayat-ayat Al-Qu’an.
Penciptaan alam semesta merupakan bidang kajian, di mana sains semestinya sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Sangan menakjubkan perkembangan ilmu pengetahuan berkaitan dengan penciptaan alam semesta yang baru dikembangkan dan dibuktikan belakangan ini ternyata sudah tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an yang turun sekitar 14 abad yang lalu. Teori yang diterima luas dan kuat buktinya berkaitan dengan awal penciptaan alam semesta dikenal sebagai big bang yaitu alam semesta tercipta dari ledakan besar sekitar 13,7 miliar tahun yang laluberawal dari suatu titik yang tidak tampak dengan kemampatan tinggi yang ledakannya kemudian menciptakan gas, partikel, atom, dan kemudian bintang-bintang, galaksi, dan tata surya di mana bumi yang kita tinggali ini berada.
Dalam Al-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 30 (21:30) “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara keduanya”. Ayat yang turun 14 abad yang lalu ini ternyata sesuai dengan teori big bang yang dikembangkan pada tahun 1920-an dan baru dibuktikan secara empiris pada tahun 1960-an.
Islam adalah agama yang sangat mengedepankan peranan akal, karena itu perkembangan ilmu pengetahuan yang bertumpu pada rasionalitas dan bukti-bukti empirikal semestinya sejalan dengan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imron ayat 190 dinyatakan “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal”.
Banyak orang mempertanyakan mukjizat apa yang dibawa Nabi Muhammad SAW bagi umatnya. Jika Nabi Musa bisa mengubah tongkat menjadi ular, Nabi Isa menghidupkan kembali orang mati, mukjizat apa yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW. Jawabannya adalah Al-Qur’an yang selalu relevan sepanjang zaman. Al-Qur’an yang ayat-ayatnya sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat terutama pada abad kedua satu merupakan mukjizat yang luar biasa. Kitab yang turun 14 abad lalu ini ternyata relevan dengan perkembangan zaman, apalagi dengan ilmu pengetahuan yang berkembang demikian canggih.
Buku ini berupaya untuk menjelaskan perkembangan ilmu pengetahuan dalam menjelaskan penciptaan alam semesta dan bagaiman ilmu pengetahuan sejalan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagai konsekuensinya kita juga dapat memberikan prediksi berkaitan dengan perkembangan alam semesta bagaimana akan berakhir berdasarkan pendekatan dedukatif ayat-ayat Al-Qur’an. Di dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa alam semesta akan berakhir pada hari kiamat berupa kehancuran beserta segala isinya. Sedangkan ilmu pengetahuann belum mencapai kesepakatan pada suatu teori mengenai nasib alam semesta ini, apalagi bukti-buktinya tidak akan didapat karena mencakup masa datang. Begitu pula teori ilmu pengetahuan tidaklah memadai untuk menjelaskan apa yang terjadi setelah alam semesta hancur pada hari kiamat. Sedangkan Al-Qur’an menjelaskan bahwa setelah hari kiamat umat manusia akan dibangkitkan kembali dan hidup di alam baka yang kekal.
Menarikanya perkembangan ilmu kosmologi yang mempelajari benda-benda ruang angkasa dan perkembangan alam semesta, belakangan ini dengan memanfaatkan teori quantum dan juga teori terbaru yang disebut sebagai teori string, yang memandang partikel bukan sebagai titik tetapi sebagai suatu dawai yang bergetar, mengajukan teori yang dikenal sebagai multiverse atau alam semesta yang banyak. Dalam Al-Qur’an surat An-Naba ayat 12 (78:12) dijelaskan bahwa”Kami membangun di atas kamu tujuh(langit) yang kukuh”. Jadi alam semesta tempat tata surya kita berada terletak di langit pertama yang akan hancur pada hari kiamat. Namun masih ada enam langit (alam semesta) lagi yang tersisa. Di sanalah kita akan hidup setelah hari kiamat dengan abadi. Wa Allahu A’lam, Allah Maha Mengetahui.
Buku ini terdiri dari 7 bab. Bab pertama adalah pendahuluan. Bab 2 adalah penjelasan mengenai perkembangan teori dan bukti penciptaan alam semesta sebagaimana dikemukakan oleh teori big bang. Bab 3 membahas mengenai penciptaan tata surya, yang di dalamnya terdapat matahari, bumi dan planet-planet. Bab 4 membahas upaya ilmuawan untuk memahami unsur-unsur yang membentuk alam semesta, lebih dalam lagi apa yang menyusu materi. Bab 5 membahas mengenai “lubang hitam” (black hole) dan “lubang cacing” (worn hole” yang merupakan fenomena menarik di alam semesta. Bab 6 membahas betapa istimewanya letak bumi relatif terhadap matahari yang memungkinkan kehidupan dapat berkembang.
Sumber : http://indovasi.or.id/content/kebenaran-al-qur%E2%80%99-dalam-sains
Kisah Singkat Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah, kira-kira 200 M dari Masjidil Haram, pada senin menjelang terbitnya fajar 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah bertepatan dengan 20 April 571 M. Dinamakan tahun Gajah karena pada waktu itu bala tentara Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang dengan mengendarai Gajah. Namun penyerangan itu gagal total karena Allah mengirim burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu dari neraka kepada mereka. Seperti yg diceritakan Allah swt pada surat Al Fiil.
Menurut pendapat yang masyhur, Nabi Muhammad saw lahir 50 hari setelah peristiwa itu, demikian Ibnu Ishak. Ada pula pendapat yang menyatakan 30 hari, 40 hari dan 55 hari. Tanggalnya pun terjadi perbedaan pada ahli sejarah. Ada yang mengatakan 2, 8, 9, 13,17 dan 18 Rabi’ul Awal. Namun penduduk Makkah sependapat tanggal 12 Rabi’ul Awal, karena mereka dahulu kala mengadakan ziarah ke tempat itu pada tiap tanggal tersebut.
Adapun saat kelahiran Beliau itu menurut yang masyhur menjelang terbit fajar, pada waktu saat doa dimakbulkan Allah. Dilahirkannya Nabi Muhammad saw pada bulan Rabi’ul Awal, musimnya bunga berkembang adalah merupakan isyarat bahwa ajaran yang dibawanya akan berkembang di seluruh dunia.
Mengenai silsilah keturunan Nabi Muhammad saw adalah sebagai berikut : Muhammad bin Abdullah (lahir 545 M) bin Abdul Muthalib (497 M) bin Hasyim (464 M) bin Abdul Manaf (430 M) bin Qushai (400 M) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan dan seterusnya berselisih pendapat ahli sejarah sampai anak Syits dan Adam.
Ayah Nabi Muhammad saw, Abdullah meninggal dalam perjalanan pulang. Sehabis berniaga dari Syam lalu ia singgah di Madinah, kemudian jatuh sakit dan tiada lama meninggal dunia dan dimakamkan di situ. Pada saat itu Nabi saw masih di dalam kandungan.
Sejak dalam kandungan telah nampak tanda-tanda kebesaran Nabi Muhammad saw, tatkala Nur Muhammad masuk ke dalam rahim ibundanya, Aminah. Allah memerintahkan kepada Malaikat membuka pintu surga Firdaus dan memberitahukannyaa kepada semua penghuni langit dan bumi. Tanah-tanah yang tadinya kering menjadi subur, pohon-pohon kayu berdaun rimbun dan berbuah lebat, angin berhembus sepoi-sepoi basa, binatang-binatang di darat dan di laut ramai gembira memperbincangkannya.
Menurut keterangan Aminah, ketika kandungannya genap 6 bulan datanglah seorang tidak dikenal pada suatu malam seraya mengatakan “Hai Aminah, sesungguhnya anda mengandung seorang pemimpin besar, apabila lahir kelak, namakanlah dia dengan Muhammad !”
“Waktu itu aku sendirian dalam kamar sedangkan Abdul Muthalib thawaf keliling Ka’bah. Menjelang kelahiran Muhammad, kudengar suara gemuruh gegap gempita dan bersamaan dengan itu kulihat seekor burung menyapu-nyapukan sayapnya ke hatiku, maka hilanglah ketakutanku. Aku berpaling, tiba-tiba tampak di hadapanku semangkuk minuman berwarna putih, lantas aku meminumnya. Serentak dengan itu kulihat cahaya memancar sampai ke lagit, kemudian muncul wanita-wanita setinggi pohon kurma, seolah-olah putri dari Abdul Manaf, mereka langsung memegangku. Dalam keadaan gugup dan tercengang, aku bertanya tentang perihal mereka. Mereka menjawab bahwa mereka adalah Asiah istri Fir’aun yang beriman, Maryam anak Imran dan bidadari dari surga.
Kemudian beberapa laki-laki tegak berdiri di angkasa memegang beberapa cerek dari perak dan beberapa ekor burung yang paruhnya dari permata zamrud dan sayap-sayapnya dari permata ya’kut memenuhi kamarku.
Allah membukakan pemandanganku, maka kulihat belahan bumi dari timur ke barat, 3 buah bendera berkibar, 1 di timur, 1 di barat dan 1 lagi dibelakang Ka’bah. Sejurus kemudian aku pun melahirkan Muhammad dengan dirawat bidan-bidang dari surga tadi. Kulihat Muhammad sujud ke lantai lalu mengangkat jari-jari tangannya ke langit. Sesudah itu kudengar suara gaib yang menyatakan, “Bawa dia keliling bumi dari timur ke barat dan masukkan ke dalam laut, supaya semua makhluk mengenalnya.” Kemudian suara gaib itupun hilang. Pada malam kelahiran Nabi Muhammad saw, memancarlah sinar dari Aminah sampai ke negeri Syam (Syiria) sebagai isyarat pada suatu waktu kelak Nabi Muhammad saw akan berkunjung ke sana.
Nabi Muhammad saw lahir tidak seperti manusia lainnya yaitu keluar dari kemaluan ibunya, tapi perut ibunya membelah lalu keluarlah cahaya dari dalam perut ibunya yang begitu terang lalu terlihat Nabi saw dalam keadaan bersujud. Menurut riwayat lain, Nabi Muhammad saw lahir dengan meletakkan dua tangannya di lantai, mengangkatkan kepalanya ke langit sebagai pertanda ketinggian martabatnya dari semua makhluk. Beliau lahir dalam keadaan bersih, sudah berkhitan, sudah terpotong tali pusarnya, wangi, bercelak mata dengan kodrat Allah swt. Menurut sebagian ahli sejarah, Beliau dikhitan oleh Abdul Muthalib sesudah berusia 7 hari dalam suatu upacara jamuan dan sekaligus menamakannya dengan “Muhammad”.
Serentak dengan kelahiran Nabi Muhammad saw, singgasana Kaisar di Madain runtuh, api sembahan orang Majusi di Persia yang sejak 1000 tahun menyala, menjadi padam. Menurut riwayat lainnnya juga, ketika kelahiran Nabi saw, berhala-berhala disekitar Ka’bah jatuh lalu bersujud karena kelahiran Nabi saw
Pertumbuhan badannya begitu cepat. Umur 3 bulan dapat berdiri, umur 5 bulan dapat berjalan, umur 9 bulan telah cukup kuat dan berbicara lancar. Beberapa hari Beliau menyusu kepada Ibunya, kemudian disusukan oleh Tsuwaibatul-Aslamiah, budak Abu Lahab yang dimerdekakannya setelah mendengar Nabi Muhammad saw lahir. Tsuwaibah selain menyusukan Nabi saw, juga menyusukan anaknya, menyusukan Abu Salamah dan sebelum itu menyusukan Hamzah, paman Nabi saw.
Kemudian Nabi sawa disusukan Halimah binti Abi Zuaib As-Sa’diah, di desa Bani Sa’ad. Beliau diasuh oleh putrinya yang bernama Syiama. Setelah 2 tahun menghirup udara desa, Beliau dikembalikan kepada ibunya, kemudian dibawa ke desa kembali, bergaul dengan penduduk selama 5 tahun. Selama menyusukan Nabi saw, Halimah mendapat berkah, ternaknya subur berkembang biak, air susunya banyak dan rezekinya lapang.
Sebelum berusia 3 tahun dadanya dibedah oleh Malaikat Jibril dan ketika berusia 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia di Abwa’, Madinah ketika berziarah ke makam ayahandanya Nabi saw bersama Nabi saw. Maka jadilah Beliau saw yatim piatu, lalu Beliau saw diasuh oleh kakeknya, setelah kakeknya meninggal Beliau saw diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.
Kisah Perang Badar
Pertempuran Badar (bahasa Arab: غزوة بدر, ghazawāt badr), adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Maret 624 Masehi atau 17Ramadan 2 Hijriah. Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy[1] dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.
Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.
Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zamanjahiliyah. Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. Berbagai suku Arab mulai memeluk agama Islam dan membangun persekutuan dengan kaum Muslim di Madinah; dengan demikian, ekspansi agama Islam pun dimulai.
Kekalahan Quraisy dalam Pertempuran Badar menyebabkan mereka bersumpah untuk membalas dendam, dan hal ini terjadi sekitar setahun kemudian dalam Pertempuran Uhud.
Read More : http://id.wikipedia.org/wiki/Pertempuran_Badar
Keutamaan Membaca Al Qur'an
Aktivitas manusia yang lupa waktu kerap kali membuatnya lupa terhadap bacaan yang paling agung di muka bumi, Alquran. Sebagai umat Islam, bertanyalah kepada diri sendiri, seberapa lama Anda sibuk atau seberapa sering memainkan gadget dibanding membaca kitabullah? Padahal Alquran merupakan kalamullah (firman Allah SWT) dan membacanya adalah amalan yang paling utama dilakukan oleh lisan. Allah Ta’ala berfirman :
“Ini adalah sebuah Kitab yang Kami (Allah) turunkan kepadamu Muhammad penuh dengan berkah agar mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang mempunyai pikiran dapat mengambil peringatan .” (Shaad ayat 29).
Rasulullah SAW bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Alquran dan sunnah Rasul.” (HR Tirmidzi)
“Aku tinggalkan kepada kamu sekalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh kepada keduanya niscaya kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Alquran dan sunnah Rasul.” (HR Tirmidzi)
“Bacalah oleh kalian Alquran. Karena ia (Alquran) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang “rajin” membacanya.” (HR Muslim)
Sangat dianjurkan untuk membaca Alquran meskipun hanya tiga ayat. Ijma’ ini didasarkan pada surat terpendek dalam Alquran yang berisi 3 ayat seperti Surat Alkautsar. Selain itu satu huruf Alquran mengandung satu kebaikan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAM MIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAM satu huruf & MIM satu huruf. (HR Tirmidzi)
Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran), maka baginya satu pahala kebaikan dan satu pahala kebaikan akan dilipat gandakan menjadi sepuluh kali, aku tidak mengatakan ALIF LAM MIM itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAM satu huruf & MIM satu huruf. (HR Tirmidzi)
Rasulullah SAW bersabda :
Pada hari kiamat, Alquran akan datang kemudian berkata; “Ya Allah berilah dia pakaian”, maka dipakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan. Kemudian Alquran berkata lagi; “Ya Allah, tambahkanlah kepadanya”, maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan. Kemudian berkata lagi; “Ya Allah, ridhoilah dia”, akhirnya dia pun diridhoi. Kemudian dikatakan kepada ahli Alquran ; “Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu satu pahala kebaikan pada setiap ayat”.
(HR Tirmidzi)
Pada hari kiamat, Alquran akan datang kemudian berkata; “Ya Allah berilah dia pakaian”, maka dipakaikanlah kepadanya mahkota kemuliaan. Kemudian Alquran berkata lagi; “Ya Allah, tambahkanlah kepadanya”, maka dipakaikan kepadanya pakaian kemuliaan. Kemudian berkata lagi; “Ya Allah, ridhoilah dia”, akhirnya dia pun diridhoi. Kemudian dikatakan kepada ahli Alquran ; “Bacalah dan naiklah, niscaya akan ditambahkan kepadamu satu pahala kebaikan pada setiap ayat”.
(HR Tirmidzi)
Setelah mengetahui keberkahan membaca Alquran, mulailah membuat daftar pertanyaan kepada diri sendiri, antara lain:
“Hari ini sudah membaca Alqurankah diriku ?”
“Hari ini sudah berapa ayat aku baca Alquran ?”
“Sudah baik dan benarkah diriku dalam membaca Alquran ?”
“Hari ini sudah membaca Alqurankah diriku ?”
“Hari ini sudah berapa ayat aku baca Alquran ?”
“Sudah baik dan benarkah diriku dalam membaca Alquran ?”
Bagi yang belum mahir atau lancar dalam membaca ayat-ayat suci Alquran tidak usah berkecil hati. Allah pun juga memberi ganjaran kepadanya. Sebagaimana sabda Rasulullah :
“Yang membaca Alquran dan dia mahir membacanya, dia bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang membaca Alquran namun dia tidak lancar dalam membacanya dan mengalami kesulitan, maka baginya dua pahala.(HR Bukhori)
Dengan tekun membaca Alquran dan rajin meminta koreksi kepada yang lebih baik membacanya, insya Allah bacaannya lama-kelamaan akan lancar, benar makhroj dan tajwid-nya, tartil, dan tepat panjang pendeknya.
“Gambaran orang iman yang membaca Alquran adalah bagaikan buah utrujah, aromanya wangi dan rasanya enak. Dan gambaran orang iman yang tidak membaca Alquran adalah bagaikan buah kurma, tidak ada aromanya tetapi rasanya manis. Sedangkan gambaran orang munafiq yang membaca Alquran adalah bagaikan roihanah, aromanya wangi namun rasanya pahit. Dan gambaran orang munafiq yang tidak membaca Alquran adalah bagaikan buah hanzholah, ia tidak memiliki aroma dan juga rasanya pahit”. (HR Bukhori)
Ayo memulai dari diri sendiri dahulu untuk menjadi lebih baik dengan gemar dan hobi membaca Alquran tak perlu banyak minimal tiga ayat asal rutin setiap hari, lebih banyak lebih baik. Sabda Rasulullah :
“Sesungguhnya amalan yang dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus (continue) walaupun sedikit.” (HR Bukhari)
“Sesungguhnya amalan yang dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus (continue) walaupun sedikit.” (HR Bukhari)
Membaca Alquran adalah interaksi umat Islam kepada Allah. Orang yang meluangkan waktu sejenak untuk membaca Alquran dengan niat semata-mata untuk beribadah kepada-Nya pastilah tidak akan rugi dan menyesal, bahkan Allah akan memberinya ganjaran yang indah pada Hari Kiamat. (Ust. Temy Abdillah)
Langganan:
Postingan (Atom)